Salah
Pilih Ladang dan Bekerja Tidak Cerdas
Puluhan
organisasi kemahasiswaan eksis di bumi Indonesia. Saling unjuk gigi, kadang adu
taring, sabotase penuh intrik menghiasi perang dingin yang anehnya terjadi
diantara mereka. Entah mengapa kadang kita merasa perlu kembali kemasa dimana para
aktifis diculik dan dibunuh. Tapi itulah yang membuat kita satu. Perlukah itu
semua agar kita bisa bekerja dengan cerdas?.
Para
aktifis terlahir setiap tahun ajaran
baru. Tak ketinggalan para aktifis yang harus kita masukan dalam tanda kutip
pembahasan kita. Aktifis dakwah. Terciptanya para aktifis dakwah (kita) tentunya
adalah untuk menciptakan peran-peran aktifis yang berkarakter islami.
Kita sering
dengar pengalihan isu. Dan yang mencengangkan adalah kita masuk dalam permainan
pengalihan isu ini. kita bahkan tidak begitu tahu isu mana yang digunakan untuk
mengalihkan isu yang lain. Ketika kita orang-orang daerah justru turut campur secara
berlebihan dalam kasus nasional yang membuat kita menjadi jakartasentris. Kita
kemudian terlupa untuk menggarap tanah tempat kita berdiri.
Dalam buku
menikmati demokrasi, diawal-awal lembarannya Annis Matta menulis berhentilah
sejenak, agar kita beriman. kita dapat menafsirkan maksud kata-kata ini dengan
cerdas dan bijaksana. Apakah kita tidak jenuh dengan pekerjaan-pekerjaan diluar
kapasitas kita, yang ketika kita mencoba bergelut didalamnya dan tidak ada
hasil bahkan progres yang signifikan. Kita bahkan tak menikmati proses. Lalu
perubahan apa yang hendak kita capai Ibarat seorang petani, kita seperti sedang
mencagkul disaat musim hujan hendak berakhir dan manabur benih disaat kemarau
baru saja datang, pekerjaan kita gagal karena perhitungan tidak cerdas. Sudah
terlalu banyak waktu yang kita buang untuk sekedar coba-coba padahal kita bisa
lebih dari sekedar pemanasan. Terlalu banyak maklum yang melemahkan evaluasi
kita.
Kembali kepada
kutipan anis matta. Berhentilah sejenak agar kita beriman. Ada 3 kata kunci,
berhenti, sejenak, dan beriman. Berhenti dari apa? Jika berhenti mengapa
sejenak. Kenapa perhentian ini bertujuann agar kita beriman?.
Rutinitas berat
seperti memikirkan isu negara membuat kita jenuh? Sadarkah kita bahayanya jenuh
itu? Lihatlah peluang, ketika ada celah ambillah waktu untuk berhenti dan
menyayangi hati kita dari mati semangat. Berhenti disini bukan berarti kita
berhenti total dari pergerakan. Kita hanya berhenti dari permainan berskala
besar. Kita akan refresing pada permainan level-level bawah. Kita perlu
merasakan kembali keberhasilan berjuang yang sudah lama seakaan-akan semu
ketika kita bermain isu negara. Walau terlihat sepele, permainan-permainan
kecil yang sanggup kita “makan” akan menyuguhkan kita euphoria keberhasilan
yang akan mengangkat moralitas kita. Mengingatkan dan meyakinkan kita bahwa kita
bisa berhasil dalam berjuang. Lagipula kita perlu membuktikan reputasi seorang
aktifis yang sudah terbiasa dengan isu-isu negara. Bagaimana jika kemampuan
kita digunakan untuk menangani sebuah ekosistem yang skalanya lebih kecil.
Skala RT (Rukun Tetangga).
Jangan tertawa
dan menyepelekan test ini. ketika kita sibuk memperbaiki sebuah atap tanpa kita
sadari fondasi rumah kian lapuk dan menuju kehancuran, pada akhirnya atap yang
kita percantik ikut roboh bersama seluruh bagian rumah yang kita idam-idamkan.
Inilah perumpamaannya, ketika kita sibuk dalam isu nasional. BBM, Freeport,
menggulingkan presiden dan lain sebagainya. Sementara kita sibuk diatas sana,
narkoba dan prostitusi sedang bermain dengan anak-anak kecil di lingkungan
rumah kita. Mari turun gunung, sudah saatnya kita pulang kampung. Dikampung ada
lading kecil untuk kita garap. Ladang kecil yang sudah kita tinggalkan lama.
PEMBAHASAN
Filosofi
bermain game pokemon
Saya pernah
bermain game pokemon dan tak bisa menjutkan pada sebuah level dikarenakan ada
monster tertidur di dermaga yang harus saya lewati. Satu-satunya cara agar bisa
lewat adalah dengan membangunkan monster itu menggunakan ramuan tertentu.
Ramuan itu hanya bisa didapatkan di padang yang jalan masuknya tertutup oleh
pohon kecil. Pohon itu harus disingkirkan tapi saya tidak mempunyai gunting
pemangkas. Gunting itu hanya bisa saya dapatkan pada level tertentu dengan
mengikuti misi yang sudah ditentukan. Sayangnya misi itu sudah terlalu jauh dan
tidak lagi terdeteksi oleh saya. Satu-satunya cara agar saya bisa merasakan
menamatkan game ini adalah dengan memulai lagi dari awal dan bermain dengan
teliti agar level-level yang perlu saya selesaikan tidak terlewatkan.
Kita pernah
mencapai sesuatu tahap yang tinggi tapi kemudian harus terhenti karena kita
tidak cukup kemampuan untuk melanjutkan. Harusnya kita bisa jika kita cukup
belajar dari hal-hal kecil sebelumnya, menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kecil
sebelumnya.
Soekarno pernah
bilang berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku goncang dunia. Jutaan aktifis
tercipta lalu mengapa negeri ini tak kunjung berubah? Kita tidak sedang
membahas pergerakan mahasiswa sebagai wujud program kerja yang
berkesinambungan. Tapi kita sedang membahas kerja-kerja aktifis dakwah sebagai
agen perubahan. Agen merupakan individu yang mampu bergerak sendiri namun masih
dalam kontrol jama’ah serta menjadi katalisator dalam sebuah pergerakan yang
bersifat kolektif. Jama’ah harus mulai memetakan masalah dan menerjunkan
agen-agen terbaiknya pada titik-titik lokasi. Agen-agen yang membereskan
kasus-kasus grass root.
Satu
aktifis untuk satu RT
Lingkungan kita
haus sentuhan, terlihat dari statisnya kepedulian masyarakat yang kian
terjerumus kedalam sikap individualisme. Statisnya mereka di barengi dengan arus perubahan yang dinamis.
Dan era sosmed menjadi katalisatornya. Sebenarnya kasus-kasus lingkungan tak
bisa dianggap sepele. Kasus-kasus lingkungan adalah kasus yang sesungguhnya
membangun masalah besar negara ini. ketika negara ini darurat narkoba, sumber
masalahnya adalah meningkatnya perokok muda di lingkungan. Ketika prostitusi
merambah ke gedung DPR itu dimulai dari
pergaulan bebas yang perlahan didoktri oleh sinetron GGS setiap magrib di
rumah-rumah. Namun semua itu tidak kita sadari. Kita dialihkan isu-isu nasional.
Sehingga moral bangsa luput dari fokus dan agenda kerja kita. Agen pemuda,
turun ke tingkat RT dan memastikan tempat itu aman dan teliti menjaganya. Sudah
saatnya para aktifis menyebar dan menebar manfaat dengan pergerakan cerdas.
Secara singkat.
Jika seorang aktifis memang dibutuhkan untuk pekerjaan utama sebagai agen
perubahan negara, maka tidak ada salahnya jika ia mengambil pekerjaan sampingan
sebagai agen perubahan tingkat RT.
Seorang aktifis
dapat menguasai satuRT dalamm 4 bulan, kemuian 4 aktifis akan butuh waktu yang
sama untuk menguasai satu RW. Satu organisasi kepemudaan juga butuh waktu yang
sama untuk menguasai satu kecamatan dan 5 organisasi kepemudaan islam sudah
bisa menguasai satu kota batan juga dalam waktu yang sama.
KESIMPULAN
Jika seorang
aktifis sudah terbiasa menggebrak pintu istana kepresidenan, maka sesekali ia
harus pulang kampung sejenak dan menggarap lahan kecil yang sudah lama ia
tinggalkan. Percuma jika seorang aktifis menjadi singa kelaparan di kampus tapi
di lingkungan tempat ia tinggal, ia hanya kucing Persia yang butuh perawatan
manja.
Penulis : Saiful Karama Teibang
Ketua Remaja Masjid Alif
Staf Humas LDK UNRIKA