Mengawali Tulisan ini, Teringat dari sebuah tulisan Penyair Arab,
Al Mutanabbi “ Kalau Bukan karena Kesulitan, Maka semua orang akan menjadi
Pahlawan”.
Ketika Para aktivis Dakwah
diajukan Pertanyaan saat bertemu atau sedang mengadakan Rapat, siapa
yang ingin Lembaga Dakwah Kampus Ini Maju ?, Hampir Semua Pengurus dan Kader
menjawab (yang Normal tentu) sangat mengingkannya. Tiada satupun manusia di
Muka Bumi ini terlebih lagi kaum Muslimin khususnya aktivis Dakwah yang ingin
Dakwah ini Mundur.
Kalau kita para Aktrivis Dakwah berharap Lembaga Dakwah Kampus kita
maju, lantas apa yang menjadi penyebab sebagian diantara kita masih merasa
gagal dalam berdakwah dikampusnya. Paling tidak ada beberapa kemungkinan.
Pertama, Para Aktivis Dakwah Kampus tidak tahu
cara meraih Dakwah yang maksimal di Kampus mereka berada. Kedua, Mereka
para Aktivis Dakwah Kampus itu sudah tahu bagaimana cara Penerapannya, hanya
saja ia tidak sabar dan Istiqomah menjalani semua proses yang seharusnya
diselesaikannnya sebelum ia benar – benar berhak untuk meraih Keberhasilan
berdakwah di Kampus Mereka.
Penyebab kedua inilah yang sering kali menjadi penyebab klasik
dalam Lembaga Dakwah Kampus Mengapa banyak Aktivis Dakwah Kampus dan Kader yang
punya Harapan dan impian tinggi untuk Lembaga Kampusnya namun gagal meraihnya.
Di Contohkan, Hampir Semua mahasiswa/i Tahu kalau ingin mendapatkan Nilai IPK
tinggi adalah dengan Belajar. Namun masih banyak Mahasiswa/I yang Tidak
Istiqomah untuk menjalani dan menyelesaikan “syarat-syarat” yang ingin
dicapainya itu dengan berbagai alasan. Malas, Jenuh, Bosan, Bnayak godaan
teman, tuntutan lingkungan, banyaknya Pekerjaan, bahakan tidak ada waktu
sedikitpun untuk belajar. Berbagai alasan bermunculan dalam benaknya karena
tingkat Istiqomahnya dan Kesabarannya dalam diri Mereka sangat rendah.
Akibatnya Semangat untuk meraih Nilai IPK yang tinggi justru pudar oleh hal –
hal yang sebenarnya sangat remeh.
Berbagai Program – Program Dakwah kampus yang ditawarkan namun
karena tiadanya ke istiqomahan dalam menikmati Proses akhirnya Program –
program yang dinilai luar bisa gagal begitu saja. Pada hal jika kita berpikir
“Stop Dreaming, Start Action!!! Pasti Program- program dakwah di kampus kita
pasti akan tercapai.
Coba deh kita ingat- ingat, sahabat, bagaimana sih awalnya kita
bisa mulai berjalan ? kita berulang kali jatuh bukan ?. tapi kita terus mencoba
untuk tetap berdiri dan mencoba lagi untuk terus berjalan. Begitu juga ketika
kita belajar naik sepeda. Kita mencoba menaikinya meskipun resiko untuk jatuh
sangat besar. Sekarang Kita sudah menikmati hasilnya. Hasil mencoba dimasa
kecil itu kini Kita bisa membuat diri Kita Berjalan Tegap. Bahkan Kita sekarang
sudah bisa mengendarai Sepeda motor. Ya, Aktivis Dakwah Kampus, harus BERANI
MENCOBA (hal Positif) baik dalam berinovasi untuk kebaikan dakwah dikampusnya
sesuai dengan syariat islam. Jika masih menemukan kegagalan dalam Mengemban
amanah Dakwah di Kampus kita, Hadapilah, Hayatilah dan Nikmatilah prose situ. Bukankah
Nakohda yang tangguh tidak dilahirkan dilaut yang tenang, tapi dilaut yang
berombak. Sama halnya kita berdakwah di Kampus dan dimanapun kita berada.
Sekali lagi Hadapi, Hayati dan Nikmati.
Waktu, Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian” (QS. Al-`Ashr: 1-2 ), Demi malam apabila menutupi (cahaya
siang), dan siang apabila terang benderang” ( QS. Al-Lail : 1-2 ), Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan
demi malam apabila telah sunyi (gelap)” (QS. Adh-Dhuha : 1-2).
Sahabat aktivis Dakwah WAKTU adalah karunia berharga yang diberikan
kepada manusia. Hidup kita tak lain adalah waktu kita sendiri. Terkadang yang
menjadi permasalahan klasik Aktivis Dakwah terhambat dengan waktu. Kerja,
Kuliah, Tugas, dan Keperluan lainnya. Padahal Semua dimulai dengan niat dan
visi untuk memanfaatkan waktunya. Ketika kita tidak mengisi waktu kita dengan
kebaikan, itu artinya kita tidak mengisi hidup kita dengan kebaikan.
Sahabat bukankah Rasulullah Saw, sejak lama memberikan pengingat
kepada kita. Manfaatkan WAKTU luang sebelum waktu sempit, kaya sebelum miskin,
muda sebelum Tua, sehat sebelum sakit, serta hidup sebelum mati. Kita bahkan
hafal pesan Rasul itu sejak kecil bahkan sering kita sampaikan kepada kerabat
di mentoring kita, tapi kenapa kita masih mengabaikannnya. Kita habiskan detik
demi detik usia kita dengan aktivitas yang tidak membaikkan hidup kita.
Efisienkan waktu kita untuk mengerjakan aktivitas produktif yang membawa
perbaikan bagi hidup kita ke depan dan dimulai dari DISIPLIN dari setiap
tindakan kita.
Menyerah, patah semangat, letih itu lah yang kita rasakan dalam
perjuangan Dakwah. Banyak sekali cara untuk untuk mengobati kesedihan dan
keletihan itu. Terkadang dengan hal – hal yang sederhana bisa kembali
menyemangati kita untuk bangkit kembali dan berbuat terbaik untuk dakwah ini.
Yang Saya pahami, Sulit menikmati perjuangan dakwh ini diantaranya kita
bergantung pada Makhluk, teman di Lembaga kita, Benda, Uang, atau Materi
lainnya. Semakin banyak bergantung dengan pada sesuatu, semakin banyak pula
kita dikecewakan. Tunggu banyak anggota datang untuk rapat baru kita memulai
untuk rapat. Tunggu banyak teman – teman yang bersih mushala baru kita mau
bersih – bersih mushala. Tunggu ada uang baru kita mau membantu orang lain.
Padahal satu – satunya kebergantungan yang baik adalah bergantung kepada Allah
Swt. Karena Allah tak punya keterbatasan apapun. Dia Maha Mampu mengabulkan
segala kebutuhan kita. Alihkan dari bergantung kepada makhluk, menjadi hanya
bergantung kepada Zat yang Maha Mampu, Serba Tahu, Maha Kuasa. Sahabat Aktivis
itulah Letak KEBAHAGIAN kita dalam Berjuang saat ini dan nanti.
Orang – orang yang sudah hidupnya sudah tercerahkan, bisa dengan
mudah meyadari tentang hakikat dunia sebagai tempat beramal. Dikampus merupakan
Lahan kita untuk menebarkan kebaikan, mengajak dalam kebaikan, toh semuanya
akan kembali kepada diri kita bukan ?. dan kita akan menerima hasilnya di dunia
dan di akhirat. Sahabat akhiratlah tempat singgah yang sengaja diabadikan oleh
Allah sebagai balasan atas segala tindak – tanduk manusia selama hidup didunia
ini.
Terhambat untuk hadir dimentoring dan ikut serta dalam berdakwah
dikampus karena terkadang kita menghadapi masalah besar dan kita berusaha
menyelesaikannya sendiri menjadi suatu problematika kita dan merasakan masalah
kita sangat besar. Sahabat, kita akan tahu bahwa masalah kita itu remeh, ketika
kita sadar bahwa di tempat lain, ada begitu banyak manusia yang sedang berusaha
sekuat tenaga untuk menuntaskan masalah yang jauh berkali lipat lebih besar
ketimbang masalah kita. Aktivis dakwah pantasnya memiliki jiwa PANTANG MENGELUH
dalam setiap permasalahan dalam hidupnya. Karena kita tidak bisa lari dari
masalah dan tegaskan kita PANTANG MENYERAH.
Sahabat, Bergeraklah, jika dirimu menemukan masalah ? bahagialah!!.
Dalam sebuah tulisan dari Sayyid Qutb menyebutkan “ Orang yang hidup bagi
dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil.
Akan tetapi, Orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar
dan mati sebagai orang besar”. Dan berdoalah kepada Allah SWT yang memiliki
diri kita dan alam semesta beserta isinya. Karena berdoa menjadi tumpuhan
ketika perjuanganmu menempuh hambatan. Sahabat, Tetaplah ISTIQOMAH, karena
ISTIQOMAH Mu membawa perubahan.
Tulis ini ana sampaikan kepada sahabat AKTIVIS DAKWAH KAMPUS UNRIKA
BATAM, semoga kita tetap istiqomah dalam jalan ini dan tetap bersama dan
berharap mengumpulkan kita Jannahnya
Kelak. Aminn.
Ketua LDK UNRIKA