Hidup adalah sebuah pilahan yang kita harus
selesaikan, setiap pilihan selalu memiliki konsekuensi yang harus diterima
dengan kesungguh-sungguhan. Mejadi seorang yang taat terhadap agama atau
menjadi orang yang menentang agama juga menjadi pilihan, Termasuk sukses atau
gagal juga pilihan.
Jika kamu termasuk orang yang jauh dari masjid
dan agama apakah kamu tidak berhak untuk masuk surga?. Ataukah yang masuk surga
hanya anak-anak masjid dan beragama namun kadang melupakan sosial di
sekelilingnya.
Ini ada ilustrasi yang sederhana: ada dua
orang yang berteman baik, yang satu kita panggil shalekun, dan satunya lagi
shalehan, shalehan adalah anak yang baik, anak masjid yang shaleh dan shalekun
adalah anak yang pasar yang bebas dengan ketidak tahuannya.
Suatu hari shalekun ini karena kehidupnnya
yang keras dan lingkugan yang begitu tidak mendukungnya namun sebenar nya jauh
didalam hati shalekun ingin sekali tau tentang agama namun karena lingkungan
yang tidak mendukungnya sehingga dia selalu terjebak didalam kelaliannya.
Sedangkan shalihan temannya yang shaleh dan
paham agama tidak pernah mengajaknya untuk belajar agama, dan shalehan juga
juga tidak pernah mencoba menangajak atau hanya basa-basi menawarkan untuk
ikut belajar agama bersama teman-temannya yang lain.
Sampai pada akhir hayat kedua orang ini
keduanya tetap dalam kondisi yang sama seperti semula, lalu pertanyaanya “siapa
yang berhak masuk surga diantara keduanya?”.
Ada sebuah kisah lagi “ada sekelompok orang yang
selalu melakukan kebaikan, saling ingat mengingatkan ketika waktu shalat
datang, saling mengingatkan sudah tilawah belum hari ini, sudah shalat dhuha,
sudah sedekah belum hari ini dan seterusnya.
Suatu ketika ada salah seorang di antara
mereka ketika sudah masuk surga tidak menemukan saudarannya yang ketika didunia
sering mengingatkannya ketika shalat, tilawah dan seterusnya itu di masyarakat
syurga,
Lalu sahabatnya ini bertanya ‘ya robb, mana
sahabat ku yang ketika di dunia selalu bersama-sama dengan ku, yang selalu
mangingatkan ku ketika waktu-waktu ibadah telah tiba dan selalu menyemangatiku
ketika semangatku menurun mengapa aku tidak melihatnya berada di penduduk surga
ini’
Lalu robbnya menjawab ‘lihat lah dia berada
dineraka’. Kemudian sahabat nya yang disurga tadi memohon kepada robbnya, ya
robb izinkanlah saudaraku yang ketika didunia selalu mengingatkan dan mengajak
ku kedalam kebaikan ini bersama-sama kami di surga”
Dari dua kisa ini saya ingin mengakatakan
semua orang berhak untuk masuk surga, terlepas dari segala prilakuknya didunia.
Karena bisa jadi yang didunia dinilai baik didunia tapi tempat kembalinya
dineraka dan ada juga yang didunia dia dinilai buruk tapi tempat kembalinya
surga.
Kemudian saya mau mengatakan ‘ketika kita
sudah mendapatkan nikmat kebaikan ketika didunia maka segera tularkan
kebaikan-kebaikan itu kepada orang-orang disekitar kita karena bisa jadi
merekalah yang menjadi sebab kita berhak beradah di surga nya kelak’.
Dan yang terakhir saya ingin mengatakan bahwa
mereka yang belum tersentuh kebaikan (islam) bukan karena mereka tidak mau
berislam mungkin kita yang belum memberi tau islam itu sendiri, sehingga mereka
tidak mau berislam. Dan ini menjadi tanggung jawab bagi setiap individu dari
diri kita.
Surga milik semua orang dan semua berhak
mendapat kan surga ketika mereka mau masukinya dengan ketaatan kepada robbnya.
#semangat mangaja kebaikan