Jika berbicara tentang dakwah kampus maka tak
terlepas dari yang namanya kader (anggota). Karena seperti apa dakwah kampus
maka seperti itulah kondisi kader nya. Sebuah lembaga dakwah kampus akan tetap
eksis jika didukung oleh para kader yang militan dan kreatif dalam mengemas
agenda-agenda dakwah kampus itu sendiri.
Cakupan kampus yang luas yang didukung oleh
kader (anggota) yang sedikit, untuk tetap eksis maka dakwah kampus butuh
mencetak kader-kader yang militan, yang didukung dengan kebebasan berpikir,
bertindak dan berkerasi sesuai dengan syariat islam.
Dan jika kita berbicara tentang militansi maka
kader sekarang jauh dari kata militansi dari pada kader dizaman dulu, bukan
bermaksud untuk membanding-bandingkan tapi lebih ke supaya kita bisa mengambil ibrah
(pelajran) dari para pendahulu dakwah ini.
Dulu para aktivis dakwah kampus selalu
memfokuskan fikiran, tindak dan ruhiyahnya hanya untuk dakwah, dan mereka rela
dan ikhlas berletih lelah, berkorban, dan menghabiskan waktu nya hanya untuk
berfikir, bertindak dan perbaikan ruhiyah hanya untuk allah swt.
Sedangkan kader zaman sekarang lebih banyak
galau, malas, dan tidak menjaga ruhiyahnya, sehingga jauh darik kata militansi,
meskipun ini tidak semua namun ini sudah terjadi secara umum dan bahkan kebanyakan.
Kalau dulu para kader kalau tak datang liqo
merasa malu dan menganggap rugi, sekarang mungkin biasa-biasa saja, kalo kader
dulu gak baca buku dalam satu hari mereka gelisa (merasa rugi) kalo kader
sekarang bacanya WA, FB, dan medsos lainnya. Klo kader dulu klo gak tilawah,
atau shalat berjamaah di masjid bagi yang laki-laki (ikhwan) mereka merasa
bersalah dan dianggap lalai, kader sekarang mungkin biasa-biasa saja, ya sekali
lagi meski tak semuanya namun kebanyakan.
Tidak
usah menunjuk orang lain, apalagi menyalahkan orang lain. Ayoo kita introspeksi
diri kita masing-masing, sehingga ketika kita sudah menyadarinya dan kita mulai
merubah nya menjadi lebih baik, dan kita wujudkan menjadi kader militansi.
Mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari
para sahabat nabi muhammad saw, yang memiliki semangat dan miltansi dalam
dakwah dan mungkin bisa kita terapakan di dakwah kampus kita masing-masing,
diantaranya sebagai berikut :
a.
Mengajak merupakan perbuatan
terbaik
Dulu bagi para sahabat tidak
ada perbuatan yang paling baik dan yang paling membanggakan adalah mengajak
orang kepada islam, sehingga semangat ini lah yang membuat orang-orang non
muslim masuk islam.
Mereka sangat yakin, bahwah
balasan orang yang mengajak kepada islam akan mendapatkan balasan terbaik di
akhirat, dan sudah dijamin tempat kembalinya adalah surga yang sangat indah
yang tidak ditemukan sedikitpun keindahannya didunia ini.
b.
Meski dengan banyaknya kekurangan
namun tetap semangat mengajak kebaikan
Di generasi awal islam, para
sahabat masih belum banyak tau tentang islam, mereka hanya menyapaikan apa yang
sudah disampaikan nabi kepada mereka kemudian mereka amalkan lalu disampaikan
keorang lain, semangat yang mereka bawah adalah “sampaikan lah walau hanya satu
ayat”.
Mereka meyakinin dengan sebenar-benar
yakin setiap ayat yang turun dan mereka sampaikan kepada orang lain, mereka
meyakini ilmu yang bermanfaat akan menjadi bekal atau tabung untuk mereka
diakhirat kelak.
Mereka yakin dengan berbagi
ilmu akan menambah ilmu mereka, dan ilmu mereka tidak diurangi, mereka yakin
akan mendapatkan pahala apa bila ilmu yang mereka sampaikan diamalkan oleh
orang lain dan tidak mengurangi orang yang mengerakannya.
c.
Segera merangkul orang-orang yang
mereka kenal
Inilah yang mereka lakukan,
terutama mereka mengajak orang yang dekat dengan mereka, misal anak mengajak
orang tuanya, mengajak teman-temnnya, dan lain-lain.
Kalo bahasa dakwah kampusnya
mungkin one man one put (satu orang mengajak satu orang), mengajak orang yang
dekat dengan kita, teman-teman, keluarga atau istilah lainnya gak bisa lihat
orang baik sedikit segera dirangkul.
d.
Memberdayakan atau mengutus
(ekspansi dakwah)
Ini terjadi ketika rasulullah
mengutus mus’ab bin umair ke madinah untuk membuka dakwah disana, sampai
akhirnya mus’ab berhasil membuka dakwah sebelum rasulullah hijrah dan madinah
menjadi daulah islam pertama berdiri.
Dan mengutus sahabat-sahabat
yang lain untuk mengembangkan dakwah islam di permukaan bumi ini, sehingga
islam sampai mengusai 2/3 dunia kala itu.
Begitu lah militansi yang terjadi di kalangan
para sahabat rasulullah di generasi awalun, lalu bagai mana dengan di militansi
di generasi akhir zaman separti sekarang ini. Ada babarapa hal yang bisa
membentuk miltansi pada kader dakwah kampus di antanya sbb:
a.
Mengupgrade wawasan
Sebagai kader dakwah kita
harus senantiasa mengupgrade diri (memantaskan diri) dalam setiap sisi bidang
kehidupan, sehingga ketika ada problematika kita akan lebih santai dan
bijaksana dalam menanggapinya.
Dengan terus mengupgrade diri
kita akan lebih bicak mencari solusi dalam setiap problematika dan akan lebih
siap dalam menghadapi ujian-ujian dakwah yang senantiasa menerpa para aktivis
dakwah.
b.
Menjaga ruhiyah
Sebagai seorang aktis dakwah
selain menjaga abbluminannaass juga harus menjaga hablumminallah, menjaga
habbluminallah ini yakni dengan cara ruhiyah (kedekatan kita kepada sang
pemilik segala-galanya).
Ruhiyah menjadi aspek yang
sangat penting bagi seorang aktivis dakwah kampus dalam mengemban beban dakwah
ini, bagaimana kita mau mengajak orang ke pada hidayah allah kalau kita tidak
dekat dengan allah.
Menjada ruhiyah kita lakukan
dengan menjaga ibadah-ibdah kita seperti shalat wajib diawal waktu (bagi yang
laki-laki berjamaah dimasjid), tilawah harian, puasa sunah maupun wajib, shalat
dhuha/tahajud, wirid harian, dan amalan-amalan lainnya.
Kedekatan kita kepada allah
llah yang akan membuat kita lebih bergairah dan bersemangat dalam memikul beban
dakwah yang sangat berat ini, dan implementasi dari penjagaan ruhiyah yang baik
adalah militansi.
c.
Sabar
Jalan dakwah yang panjang
yang penuh onak dan duri, karena sangat panjangnya kadang masa dakwah lebih
panjang dari umur para aktivis dakwah itu sendiri. Selain panjagaan ruhiyah
yang baik kita juga harus senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian-ujian dijalan
dakwah.
Allah pernah berfirman “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran
kalian.” (QS. Ar Ra’d [13] : 24). Dalam ayat ini allah ingin
mengucapkan selamat kepada orang-orang yang sabar (dalam melawan hawa nafsu,
bersabar dalam ketaatan kepada allah, bersabar dalam berjihad ‘berjuang dijalam
allah’) dan akan mendapat beruntungan di akhirat.
d.
Menjaga komunikasi
Selain kita menjaga hubungan
baik dengan allah maka kita juga dituntut untuk berhubungan baik dengan sesama
manausia, jangan sampai kita sibuk berhubungan baik dengan allah namun kita
melupakan hubungan baik dengan manusia.
Komunikasi yang baik
mencerminkan akhlak yang baik, sehingga kita harus senantiasa menjaga komnikasi
itu sendiri. Komunikasi yang baik juga akan menhilangkan prasangka-prasangka
yang negatif yang dapat dapat merusak hubungan sesama manusia.
Memupuk Koordinasi
Berkoordinasi nasi menjadi
hal yang sangat dibutuhkan dalam dakwah ini, dengan berkoordinasi kita bisa
saling menguat disaat lemah, saling memotivasi di saat semangat turun, saling
melengkapi disetiap kekurangan yang ada sehingga agenda-agenda dakwah bisa
berjalan dengan maksimal.
Koordinasi juga sangat
penting dalam membetuk tim yang solid dalam dakwah, konsep ukhuwah islamiah
yang selalu digaung-gaungkan para akhtivis dakwah, khusus nya aktivis dakwah
kampus merupakan perwujudan nyata dalam mengimplemetasikan koordinasi.
f.
Kreatifitas,
Diera akhir zaman ini,
kemajuan teknologi dan semakin luas nya cakrawalah keilmuan maka dakwah
menuntut kraetifitas, sehingga dakwah dapat di terimah dengan muda oleh objek
dakwah itu sendiri, dan dakwah berjalan dengan santun dan tidak ada paksaan
dalam islam.
Allah berfirman "Serulah
oleh kalian (umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik,
dan berdebatlah dengan mereka secara baik-baik..." (Q.S. an-Nahl:125). Dan dalan hadist juga disebutkan "Berbicaralah
kepada manusia sesuai dengan kadar (takaran kemampuan) akal mereka" (H.R.
Muslim).
Dari ayat dan hadist diatas kitanya dakwah di akhir zaman ini sangatlah
tepat jika menggunakan kratifitas sesuai dengan kondisi zaman dan akal
manusianya.
Bertawakal
Setelah kita amalakan semuanya
yang terakhir adalah bertawakal kepada allah, serahkan semua usaha dan
perbuatan yang kita lakukan hasilnya kepada allah, karena dialah sang maha
pemilik segala sesuatunya dan dialah roob yang maha berkehendak dan berkuasa
atas segala sesuatunnya.
Menjadi aktivis dakwah, khuusnya menjadi
aktivis dakwah kampus merupakan sebuah pilihan yang tepat dan benar. Dan
menjadi aktivis dakwah kampus yang militan merupakan keharus bagi setiap
aktivis dakwah, jangan sampai kita menyia-nyiakan waktu yang sedikit yang kita
miliki di dunia ini.
Mereka yang masih muda sudah menorahkan nama
harum dan bingkai sejarah kehidupan di generasi awal datangnya cahaya (islam),
lalu bagaimana dengan generasi pewaris di akhir zaman? Jawabanya harus lebih
militan dari generasi awal atau minimal sama militan dengan generasi awal..