“Gelap-gelap,
sambil sujud sepertiga malam”
“Bismillah,
semoga kuat sampai maghrib nanti”
“Alhamdulillah
udah tamat satu surat”
“Jum’atan
dulu biar GANTENG”
Ketahuilah
saudaraku, sesungguhnya beribadah itu hanyalah untuk Allah dan dengan niat
semata-mata kerana mengharapkan keridhoan-Nya. Tidak boleh untuk dengan
niat-niat keduniaan apalagi supaya dilihat sebagai orang alim atau ahli ibadah
dengan kata lain riya’. Na’udzubillahi min dzalik.
Allahu
Ta’ala berfirman “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan perkerjaan mereka di
dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah
orang-orang yang tidak memperoleh di Akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di
akhirat itu apa yang telah diusahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah
mereka kerjakan” [QS. Hud: 15-16]
Sebagian
mungkin akan menyangkal “Ah, ini kn cuman status aja, gak ada maksud apapun kok”.
Tetapi sadarkah kalian, bahwa tujuan membuat status di media social adalah
untuk mendapatkan “Like”, “Comment”, “Retweet” dan sebagainya. Sekarang
bagaimana jika dibuat sebuah pertanyaan “Buat apa anda share status soal ibadah
kalau bukan dibilang sebagai orang alim? Dibilang taat ibadah?”. Mungkin anda
tidak sadar, namun secara fitrah manusia pastilah senang untuk dipuji.
Pernah
dengar tausiyah-tausiyah, dimana para Asatidz selalu mendengungkan kalimat “Ketika
kita beramal, maka jangan sampai tangan kiri mengetahui apa yang dikerjakan
oleh tangan kanan”. Sebenarnya itu hanyalah perumpamaan saja, yang berarti
segala sesuatu amal ibadah akan lebih berkah apabila tidak dinampakkan kepada
orang lain.
Allahu
Ta’ala juga berfirman “Jangan engkau semua membatalkan sedekah-sedekahmu semua
dengan sebab mengungkit-ungkit serta menyakiti hati. Orang yang demikian ini
adalah sama dengan orang yang menafkahkan hartanya kerana riya kepada manusia
dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, maka perumpamaan orang
itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa
hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih. Mereka tidak menguasai sesuatupun dari
apa yang mereka usahakan dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang
kafir” [QS. Al-Baqarah: 264]